Subscribe Us

header ads

RAMADHAN; PERJUANGAN MEMBUMIKAN ISLAM KAFFAH

Oleh: Alfira Khairunnisa (Founder Komunitas Hijrah Kaffah/Muslimah Peduli Umat Riau)

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Ayat ini mengandung banyak pelajaran berharga berkaitan dengan ibadah puasa. Bahwa setiap diri yang menyatakan dirinya beriman harus dapat menjalankan perintah Allah, yakni berpuasa dibulan Ramadan.

Puasa adalah perjuangan, perjuangan menahan dari segala hal yang membatalkan puasa. Puasa menahan hawa nafsu. Nafsu makan, minum, amarah, syahwat dan segala sesuatu yang harus diperjuangkan untuk dilawan hingga puasa mendapatkan nilai yang terbaik di sisi-Nya.

Ramadan adalah bulan perjuangan. Perjuangan dimana setiap diri harus dapat melawan hawa nafsu. Perjuangan menjadi hamba-hamba terbaik di hadapan Allah subhanahu wa Ta’ala. perjuangan untuk meraih ketakwaan tertinggi di sisi-Nya. Lebih dari itu semua, Ramadan adalah bulan perjuangan dalam mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah.

Bisa kita lihat bahwa sejarah telah mencatat betapa banyak kemenangan umat Islam yang diraih pada bulan Ramadan. Perjuangan yang dimenangkan pada bulan mulia nan agung. Perjuangan yang harus senantiasa menjadi motivasi bagi kaum Muslimin agar senantiasa menjadikan Ramadhan momentum perjuangan diri dan umat.

Lihatlah, pada tahun kedua hijriyah terjadi perang Badar al Kubro, yang mana kaum muslim memenangkannya dalam melawan kebatilan dan kemusyrikan. Kemudian, pada 21 Ramadhan tahun kedelapan hijriyah, kota suci Makkah ditaklukan. Peristiwa Fathul Makkah menjadi tanda bahwa Islam mulai tersebar ke seluruh jazirah Arab. Semua ini terjadi pada bulan suci Ramadan.

Di bulan Ramadhan tahun kesembilan hijriyah, perjuangan dan keikhlasan kaum muslim kembali diuji. Ya, bagaimana tidak, bisa kita lihat bahwa dalam perang Tabuk, saat itu, perjalanan menempuh wilayah Tabuk sangatlah berat. Dalam kondisi berpuasa di bulan Ramadan, medan yang berat harus dilalui oleh kaum muslimin ditengah teriknya matahari yang begitu menyengat. Seakan siap membakar tubuh bagi sesiapa saja yang berada di sana.

Hingga diantara kaum muslimin ada yang merasa berat hati dalam memenuhi seruan Rasulullah saw untuk berjihad. Disinilah seleksi itu terjadi. Antara pejuang dan pecundang. Hingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang senantiasa ikhlas hanya karna Allah Ta’ala dan Allah pilih mereka sebagai pejuang-pejuang agama Allah yang tangguh nan hebat.

Dari sini, kita bisa belajar dari kegigihan Rasulullah dan para sahabat, bahwa perjuangan tidak mengenal ruang dan waktu dengan segala kondisi yang dihadapi. Puasa di bulan suci Ramadan tidak lantas membuat pejuang-pejuang agama Allah menjadi ciut akan manisnya mereguk pahala yang besar yang akan dilipatgandakan oleh Allah sesuai dengan janjinya.

Perjuangan Opini Islam di Tengah-tengah Umat

Lihatlah bagaimana perjuangan kaum Muslim di Gaza kini. Ditengah puasa Ramadan, gempuran dan serangan demi serangan dari Israel terus menghantam. Tapi, sungguh sedikitpun mereka tidaklah goyah dalam mempertahankan dan memperjuangkan agama Allah. Mereka tetap kuat dan kokoh berdiri menghadapi serangan yang terus dilancarkan ke Gaza. Merekalah pejuang-pejuang sejati.

Maka, perjuangan yang tak sekedar mengendalikan hawa nafsu ini harus bisa menjadi perjuangan dalam membumikan Islam kaffah di tengah-tengah umat. Umat harus tersampaikan opini Islam. Di bulan Ramadhan opini Islam harus semakin digencarkan. Karna kebutuhan umat akan sistem pemerintahan Islam, yakni Khilafah sudah semakin urgen dan mendesak. Problematika umat yang seabrek tak dapat diatasi kecuali dengan penerapan syari’at Islam secara kaffah.

Mari kita jadikan Ramadhan sebagai momen sebaik-baiknya perjuangan. Perjuangan untuk terus membumikan Islam sebagai jalan kehidupan. Perjuangan untuk senantiasa menyampaikan yang haq ditengah-tengah umat. Mendakwahkannya agar masyarakat semakin memahami dan mencintai ajaran Islam. Bukan malah memusuhi dan mendiskriminasikan ajaran Islam. 

Semoga Ramadhan kali ini dapat memberikan perubahan yang berarti terhadap kondisi umat dengan perjuangan yang telah dipersembahkan oleh para pengembannya. Semoga inilah Ramadan terakhir kita tanpa khilafah. Sehingga Ramadan selanjutnya kita bisa merasakan bagaimana menjalani bulan suci dengan manisnya penerapan syari’at Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah. Wallahu’alam bishawab.

Post a Comment

1 Comments