Subscribe Us

header ads

RAMADHAN MEWUJUDKAN DUA PERISAI UMAT















 Oleh: Kamila Amiluddin (Guru dan Pemerhati Anak)

Dalam setiap tahun semua umat muslim selalu menantikan datangnya bulan berlimpah pahala ini, selalu merindukan hadirnya kembali. Bulan yang begitu istimewa dari bulan-bulan yang lainnya. Ramadhan dipilih Allah sebagai bulan yang didalamnya kita diwajibkan berpuasa. Sebuah ibadah  yang termasuk dalam rukun islam. Ibadah ini juga diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya. Berdasarkan  firman Allah ini yang sudah sangat tidak asing kita dengar.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Apa makna dari ayat diatas? Allah mengatakan bagi siapa saja manusia yang beriman, dan mengikrarkan dirinya sebagai seorang muslim maka wajib untuk melaksanakan perintah puasa tersebut. Karena Allah menegaskan bahwa orang-orang sebelum kamu atau pada masa Rasulullah pun telah diwajibkan berpuasa agar menjadi sebaik-baiknya manusia yang penuh dengan ketaqwaan. Sehingga tidak terbebani dalam menjalankan ibadah puasa, mengajarkan kepada umat manusia untuk mengendalikan segala bentuk hawa nafsu. Tidak hanya rasa lapar namun berjuang menahan rasa marah terhadap siapapun, memperbanyak istighfar sehingga banyak dosa-dosa yang terhapus. Di bulan ini juga kita diminta untuk bersabar terhadap yang halal. Salah satu contohnya dalam berhubungan suami istri ianya halal tetapi ketika dilakukan pada siang hari atau pada saat berpuasa maka menjadi haram. Dikatakan bertaqwa disini juga yakni menahan dari yang halal agar senantiasa menjaga dari yang haram. 

Shaum Ramadhan juga sebagai junnah atau perisai. Bulan Ramadhan istimewa karena memiliki banyak keutamaan. Diantaranya yaitu puasa merupakan perisai bagi seorang muslim. Dalam sebuah hadits, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

الصيم جنة

“Puasa adalah perisai” (HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun yang dimaksud  puasa sebagai perisai puasa akan menjadi pelindung bagi pelakunya di dunia dan juga di akhirat. Ketika di dunia akan menjadi pelindung, yang akan menghalanginya untuk godaan syahwat yang terlarang disaat puasa. Adapun di akhirat maka puasa menjadi perisai dari api neraka.
Sebagaimana Sabda Rasulullah
“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya.” (HR. Ahmad).

Yakni perisai individu agar senantiasa terjaga ketaatan dan terjaga dari kedurhakaan.

Kemudian Imam sebagai perisai. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya al imam (khalifah) itu (laksana) perisai, di mana (orang-orang ) akan berperang dibelakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya. Jika seorang khalifah memerintahkan supaya taqwa kepada Allah dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia mendapatkan siksa.” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad). 

Kewajiban seorang imam atau khalifah juga memerintahkan umat untuk menaati Allah dan RasulNya serta mengatur (memerintah) mereka dengn adil. Dan sungguh tidak ada hukum yang adil kecuali hukum Alla Azza Wa Jalla.

Bulan Ramadhan bulan perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan serta menumbangkan kedzaliman. 
Keliru menafsirkan bahwa karena bulan Ramadhan maka umat Islam akan sabar dalam bentuk tak boleh marah, nerima keadaan, diejek, ditampar, dianiaya pasrah saja. Tak ada perlawanan, sabar. Justru umat Islam menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan perlawanan, perjuangan, dan kemenangan. Agama mengajarkan dalam konteks substansi ajaran maupun kesejarahan. 

Kekalahan Tartar Mongol oleh Sultan Qurtuz, kemenangan Shalahudin atas pasukan salib Jerussalem hingga sukses Mesir mengalahkan Israel terjadi di bulan Ramadhan. Jurnalislam.com (04 Mei 2019).

Sungguh umat saat ini baru akan merasakan satu perisai itu, yakni puasa sebagai perisai individu. Namun sebagai umat terbaik, umat belum mempunyai perisai mereka yaitu al imam atau khalifah.

Umat penting disadarkan bahwa Ramadhan tak hanya bertujuan mewujudkan keshalihan individu tapi juga keshalihan umat. Karena hakikat taqwa adalah mewujudnya ketaatan pada seluruh turan Islam baik terkait individu, keluarga, masyarakat maupun negara. Bahkan imam yang menegakkan syariat Islam disebut juga sebagai junnah. 


Post a Comment

0 Comments