Oleh: Ustadz Nuruddin Al Indunisyi (Founder Rehab Hati)
Ketika fitnah menyapa kehidupanmu yang damai, maka orang yang membencimu akan tertawa puas. Sementara orang yang mencintaimu menangis, meski engkau diam.
Ruh dan jasadmu mungkin tercabik, namun sejatinya Allah sedang menyentuhmu dengan tangan-Nya. Disana Allah bersihkan orang-orang yang ragu kepadamu, dan tersisalah mereka sahabat-sahabat sejatimu. Manusia-manusia yang mahal..
Ketika fitnah itu berlalu, maka orang yang membencimu menangis lagi dan sahabat sejatimu tertawa. Orang yang meragukanmu sudah hilang dari kehidupanmu dan terganti orang yang merindukanmu. Seperti itulah kehidupan. Kita akan menderita ketika menjadikan manusia sebagai juri dikehidupan ini.
Sesungguhnya fitnah-fitnah itu tidak membahayakanmu, selagi engkau bersama-Nya. Lihatlah betapa banyaknya hamba-hamba Allah yang berjalan diatas manhaj yang lurus, menghabiskan waktunya untuk Allah dan dibenci seluruh musuh-Nya namun akal dan tubuhnya tetap segar bugar. Tak disentuh musuh, sedikitpun!
Mereka dalam penjagaan Allah, karena ia gunakan hidupnya untuk Allah. Untuk berjalan menuju-Nya. Ia jadikan seluruh kesusahan, kesedihan, kepedihan dan rasa sesaknya perjalanan itu sebagai bagian dari pendakian menuju puncak kemenangan yang menjadi milik orang-orang beriman.
Jadi apa yang engkau khawatirkan lagi. Definisikanlah bahwa ketenangan itu adalah saat-saat merasakan kehadiran-Nya, perlindungan-Nya, pertolongan-Nya. Atau saat engkau mengharapkan kehadiran, perlindungan dan pertolongan-Nya datang!
Fitnah itu tak membahayakanmu, selagi engkau bersama-Nya atau berjalan menuju-Nya. Justru bahaya itu ketika kita lupa dari mengingat-Nya. Lupa pertolongan dan perlindungan-Nya hanya karena merasa aman dan semua baik-baik saja.
Bagaimana engkau mengira fitnah itu tak membahayakanmu padahal langit masih kokoh?
Bagaimana engkau mengira fitnah itu membahayakanmu padahal ia tak mengurangi amal dan catatan kebaikan manusia bahkan menambahnya?
Fitnah itu cara Allah mendewasakanmu.
Selami dan menarilah bersamanya. Tinggalkan masa kecilmu dan berlarilah ke stage berikutnya, karena setiap manusia akan melewati fase kematangan dimana ia semakin bijak dan menghargai detik-detik kehidupan ini.
Jadikanlah Allah sebagai juri kehidupanmu, maka emgkau akan mendapati dunia ini luas. Al Basit, asma-Nya yang maha luas telah meluaskanmya untuk orang beriman!
0 Comments